Inverting Adder Amplifier



DAFTAR ISI
4. Dasar Teori
    a) Prosedur
    b) Rangkaian simulasi dan prinsip kerja
    c) Video simulasi

1. Pendahuluan [kembali]

Inverting Adder Amplifier Rangkaian adder atau penjmlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasilkan sinyal output yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan factor penguatan yang ada.

2. Tujuan [kembali]

  • 1. Mengetahui prinsip kerja rangkaian Inverting Adder Amplifier.
  • 2. Mengetahui komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian pengaplikasian op-amp yaitu bantal pencegah ngorok dan anti sakit leher.
  • 3. Mengetahui bentuk rangkaian op amp inverting adder amplifier dan mensimulasikan pengaplikasian op-amp pada software proteus

3. Alat dan Bahan [kembali]

  • Alat

Instrumen

a. DC Voltmeter 


DC Voltmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan pada suatu komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2 Voltmeter dengan komponen yang akan diuji tegangannya.

Berikut adalah Spesifikasi dan keterangan Probe DC Volemeter





B. OSILOSKOP


GAMBAR OSILOSKOP

 

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.


 

Generator

a. Power Supply

Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.


b. Baterai 




Spesifikasi dan Pinout Baterai

  • Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
  • Output voltage: dc 1~35v
  • Max. Input current: dc 14a
  • Charging current: 0.1~10a
  • Discharging current: 0.1~1.0a
  • Balance current: 1.5a/cell max
  • Max. Discharging power: 15w
  • Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
  • Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
  • Ukuran: 126x115x49mm
  • Berat: 460gr

  • Bahan

·         RESISTOR



GAMBAR 1. RESISTOR

Resistor merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika.Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya (V=IR).

·         OP-AMP



GAMBAR 4. OP-AMP 

Penguat operasional atau yang biasa disebut OP-AMP merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan(coupling) arus searah yang memiliki faktor penguatan(gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran.

·         GROUND




GAMBAR 5. GROUND

Ground adalah titik kembalinya arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik dalam rangkaian elektronika.

4. Dasar Teori [kembali]

A. OP AMP

Penguat operasional (Operational Amplifier) atau yang biasa disebut dengan Op-Amp, merupakan penguat elektronika yang banyak digunakan untuk membuat rangkaian detektor, komparator, penguataudio, video, pembangkit sinyal, multivibrator, filter, ADC, DAC, rangkaian penggerak dan berbagai macam rangkaian analoglainnya. 

    Op-amp pada umumnya tersedia dalam bentuk rangkaian terpadu yang memiliki karakteristik mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya. Ada tiga karakteristik utama op-amp ideal, yaitu:

            1. Gain tak berhingga.

            2. Impedansi input tak berhingga.

            3. Impedansi output bernilai 0.

    Namun, dalam praktiknya Op-Amp memiliki Gain dan Impedansi input yang sangat besar namun bukan tak berhingga sehingga Impedansi output akan sangat kecil hingga mendekati nilai 0.


 Gambar 7. Simbol Op-Amp

    Dapat dilihat bahwa Op-Amp secara umum memiliki 4 pin, yaitu masukan inverting dengan tanda (-), masukan non-inverting dengan tanda (+), masukan tegangan positif dan tegangan negatif dan pin keluaran atau output. Dalam Op-Amp, terdapat dua perbudaan bagi tegangan yang diinputkan ke dalamnya. tegangan dapat dimasukan pada masukan inverting dan juga dapat dimasukkan pada msukan non-inverting. Pada masukan Inverting tegangan input akan menghasilkan output dengan beda fasa 180 derjat atau dapat dikatakan gelombang uotput akan terbalik dari gelombang input.

Inverting Adder Amplifier

angkaian adder atau penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-Amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasikan sinyal ouput yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah dengan Op-Amp adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line. Rangkaian adder/penjumlah secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut. Rangkaian Adder/Penjumlah Inverting penguat penjumlah inverting,inverting adder dengan Op-amp,penjumlah inverting dengan op-amp,rangkaian penjumlah inverting dengan op-amp,rangkaian penjumlah membalik,inverting adder circuit,penjumlah sinyal inverting, Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting). Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : V_{out}1=-(V1.\frac{Rf}{R1})\rightarrow V_{out}2=-(V1.\frac{Rf}{R2})\rightarrow V_{out}3=-(V1.\frac{Rf}{R3}) Besarnya tegangan output (Vout) dari rangkaian adder/penjumlah inverting diatas dapat dirumuskan sebagai berikut. Vout=-\left ( \left ( V1\cdot \frac{Rf}{R1} \right )+\left ( V2\cdot \frac{Rf}{R2} \right )+\left ( V3\cdot \frac{Rf}{R3} \right ) \right )

Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/adder-penjumlah-dengan-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar

 Rangkaian adder atau penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-Amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasikan sinyal ouput yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah dengan Op-Amp adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line. Rangkaian adder/penjumlah secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut. 

                    Rangkaian Adder/Penjumlah Inverting
http://elektronika-dasar.web.id/wp-content/uploads/2012/04/Penguat-Penjumlah-Inverting.jpg

Rangkaian adder atau penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-Amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasikan sinyal ouput yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah dengan Op-Amp adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line. Rangkaian adder/penjumlah secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut. Rangkaian Adder/Penjumlah Inverting

Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/adder-penjumlah-dengan-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar
angkaian adder atau penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-Amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasikan sinyal ouput yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah dengan Op-Amp adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line. Rangkaian adder/penjumlah secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut. Rangkaian Adder/Penjumlah Inverting penguat penjumlah inverting,inverting adder dengan Op-amp,penjumlah inverting dengan op-amp,rangkaian penjumlah inverting dengan op-amp,rangkaian penjumlah membalik,inverting adder circuit,penjumlah sinyal inverting, Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting). Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : V_{out}1=-(V1.\frac{Rf}{R1})\rightarrow V_{out}2=-(V1.\frac{Rf}{R2})\rightarrow V_{out}3=-(V1.\frac{Rf}{R3}) Besarnya tegangan output (Vout) dari rangkaian adder/penjumlah inverting diatas dapat dirumuskan sebagai berikut. Vout=-\left ( \left ( V1\cdot \frac{Rf}{R1} \right )+\left ( V2\cdot \frac{Rf}{R2} \right )+\left ( V3\cdot \frac{Rf}{R3} \right ) \right )

Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/adder-penjumlah-dengan-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar
angkaian adder atau penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-Amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasikan sinyal ouput yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah dengan Op-Amp adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line. Rangkaian adder/penjumlah secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut. Rangkaian Adder/Penjumlah Inverting penguat penjumlah inverting,inverting adder dengan Op-amp,penjumlah inverting dengan op-amp,rangkaian penjumlah inverting dengan op-amp,rangkaian penjumlah membalik,inverting adder circuit,penjumlah sinyal inverting, Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting). Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : V_{out}1=-(V1.\frac{Rf}{R1})\rightarrow V_{out}2=-(V1.\frac{Rf}{R2})\rightarrow V_{out}3=-(V1.\frac{Rf}{R3}) Besarnya tegangan output (Vout) dari rangkaian adder/penjumlah inverting diatas dapat dirumuskan sebagai berikut. Vout=-\left ( \left ( V1\cdot \frac{Rf}{R1} \right )+\left ( V2\cdot \frac{Rf}{R2} \right )+\left ( V3\cdot \frac{Rf}{R3} \right ) \right )

Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/adder-penjumlah-dengan-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar

Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting). Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
V_{out}1=-(V1.\frac{Rf}{R1})\rightarrow V_{out}2=-(V1.\frac{Rf}{R2})\rightarrow V_{out}3=-(V1.\frac{Rf}{R3})

 

Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting). Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/adder-penjumlah-dengan-op-amp/
Copyright © Elektronika Dasar

 BESARNYA TEGANGAN OUTPUT (VOUT) DARI RANGKAIAN ADDER/PENJUMLAH INVERTING DIATAS DAPAT DIRUMUSKAN SEBAGAI BERIKUT.
Vout=-\left ( \left ( V1\cdot \frac{Rf}{R1} \right )+\left ( V2\cdot \frac{Rf}{R2} \right )+\left ( V3\cdot \frac{Rf}{R3} \right ) \right )


B. RESISTOR



GAMBAR . RESISTOR

Resistor merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika.Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya (V=IR).Cara menghitung nilai resistor dapat dilihat pada gambar2 dan gambar 3.




GAMBAR 2. WARNA GELANG RESISTOR

 


 

GAMBAR 3. CARA PENGHITUNGAN BESAR RESISTANSI RESISTOR
LANGKAH-LANGKAH :

·         MASUKKAN ANGKA LANGSUNG DARI KODE WARNA GELANG KE-1 (PERTAMA)

·         MASUKKAN ANGKA LANGSUNG DARI KODE WARNA GELANG KE-2

·         MASUKKAN JUMLAH NOL DARI KODE WARNA GELANG KE-3 ATAU PANGKATKAN ANGKA TERSEBUT DENGAN 10 (10N)

·         MERUPAKAN TOLERANSI DARI NILAI RESISTOR TERSEBUT

CONTOH :

GELANG KE 1 : COKLAT          = 1

GELANG KE 2 : HITAM           = 0

GELANG KE 3 : HIJAU            = 5 NOL DIBELAKANG ANGKA GELANG KE-2; ATAU KALIKAN 105

GELANG KE 4 : PERAK            = TOLERANSI 10%

·         MAKA NILAI RESISTOR TERSEBUT ADALAH 10 * 105 = 1.000.000 OHM ATAU 1 MOHM DENGAN TOLERANSI 10%.


C. OSCILLOSCOPE

siloskop adalah alat ukur Elektronik yang dapat memetakan atau memproyeksikan sinyal listrik dan frekuensi menjadi gambar grafik agar dapat dibaca dan mudah dipelajari. Dengan menggunakan Osiloskop, kita dapat mengamati dan menganalisa bentuk gelombang dari sinyal listrik atau frekuensi dalam suatu rangkaian Elektronika. Pada umumnya osiloskop dapat menampilkan grafik Dua Dimensi (2D) dengan waktu pada sumbu X dan tegangan pada sumbu Y

Karakteristik Berbasis Waktu (Time)

Frekuensi dan Periode – Frekuensi merupakan jumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik yang dinyatakan dengan Hertz. Sedangkan periode adalah kebalikan dari Frekuensi, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 1 kali getaran yang biasanya dilambangkan dengan t dengan satuan detik. Kemampuan Osiloskop dalam mengukur maksimum Frekuensi berbeda-beda tergantung pada tipe osiloskop yang digunakan. Ada yang dapat mengukur 100MHz, ada yang dapat mengukur 20MHz, ada yang hanya dapat mengukur 5MHz.

Duty Cycle (Siklus Kerja) –  Duty Cycle adalah perbandingan waktu ketika sinyal mencapai kondisi ON dan ketika mencapai kondisi OFF dalam satu periode sinyal. Dengan kata lain, Siklus Kerja atau Duty Cycle adalah perbandingan lama kondisi ON dan kondisi OFF suatu sinyal pada setiap periode.

Rise dan Fall Time – Rise Time adalah waktu perubahan sinyal (durasi) dari sinyal rendah ke sinyal tinggi, contoh dari 0V ke 5V. Sedangkan Fall Time adalah waktu perubahan sinyal (durasi) dari sinyal tinggi ke sinyal rendah, contohnya perubahan dari 5V ke 0V. Karakteristik ini sangat penting dalam mengukur respon suatu rangkaian terhadap sinyalnya.

Karakteristik Berbasis Tegangan (Voltage)

Amplitudo –  Amplitudo adalah ukuran besarnya suatu sinyal atau biasanya disebut dengan tingginya puncak gelombang. Terdapat beberapa cara dalam pengukuran Amplitudo yang diantaranya adalah pengukuran dari Puncak tertinggi ke Puncak terendah (Vpp), ada juga yang mengukur salah satu puncaknya saja baik yang tertinggi maupun yang terendah dengan sumbu X atau 0V.

Tegangan Maksimum dan Minimum –  Osiloskop dapat dengan mudah menampilkan Tegangan Maksimum dan Minumum suatu rangkaian Elektronika.

Tegangan Rata-rata –  Osiloskop dapat melakukan perhitungan terhadap tegangan sinyal yang diterimanya dan menampilkan hasil tegangan rata-rata sinyal tersebut.

Kinerja dan Spesifikasi Osiloskop

Tidak Semua Osiloskop memiliki kinerja yang sama, hal ini tergantung oleh spesifikasi pada Osiloskop tersebut. Beberapa spesifikasi penting pada Osiloskop yang menentukan kinerja Osiloskop diantaranya seperti dibawah ini :

Bandwidth (Lebar Pita) – Bandwith menentukan rentang frekuensi yang dapat diukur oleh Osiloskop. Contohnya 100MHz, 20MHz atau 10MHz

Digital atau Analog – Osiloskop dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Osiloskop Analog dan Osiloskop Digital. Osiloskop Analog menggunakan Tegangan yang diukur untuk menggerak berkas elektron dalam tabung gambar untuk menampilkan bentuk gelombang yang diukurnya. Sedangkan Osiloskop Digital menggunakan Analog to Digital Converter (ADC) untuk mengubah besaran tegangan menjadi besaran digital. Pada umumnya, Osiloskop Analog memiliki lebar pita atau bandwidth yang lebih rendah, fitur lebih sedikit dibandingkan dengan Osiloskop Digital, namun osiloskop Analog memiliki respon yang lebih cepat.

Jumlah Channel (Kanal) – Osiloskop yang dapat membaca lebih dari satu sinyal dalam waktu yang sama dan menampilkannya di layar secara simultan. Kemampuan tersebut tergantung pada jumlah kanal yang dimilikinya. Pada umumnya, Osiloskop yang ditemukan di pasaran memiliki 2 atau 4 kanal.

Sampling Rate – Sampling Rate hanya untuk Osiloskop Digital yaitu berapa kali sinyal itu dibaca dalam satu detik.

Rise Time – Spesifikasi Rise Time pada Osiloskop menunjukan seberapa cepat Osiloskop tersebut mengukur perubahan sinyal naik dari yang terendah ke yang tertinggi.

Maximum Input Voltage –  Setiap peralatan elektronik memiliki batas tegangan Inputnya, tak terkecuali Osiloskop. Jika sinyal melebihi batas tegangan yang ditentukan, Osiloskop tersebut akan menjadi rusak karenanya.

Vertical Sensitivity (Sensitivitas Vertikal) – Nilai Vertical Sensitivity menunjukan kemampuan penguatan vertikal untuk memperkuat sinyal lemah pada Osiloskop. Vertical Sensitivity ini diukur dengan satuan Volt per div.

Time Base – Time Base menunjukan kisaran Sensitivitas pada Horisontal atau Sumbu Waktu. Nilai Time base diukur dengan satuan second  per div.

Input Impedance – Impedansi Input digunakan pada saat pengukuran Frekuensi tinggi. Kita juga dapat menggunakan Probe Osiloskop untuk kompensasi Impedansi yang kurang.

D. Baterai

 Baterai meruapakan alat yang terdapat 2 sel elektrokimia yang bisa mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Tiap baterai memiliki kutub positif dan kutub negatif. Kutub positif artinya memiliki energi potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif. Kutub negatif artinya sumber elektron pada saat disambungkan dengan rangkaian eksternal akan mengalir dan memberikan energi listrik ke peralatan eksternal.

 

Fungsi Baterai

Baterai atau accu pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya. Selain itu baterai atau accu bisa digunakan untuk menstabilkan tegangan ( stabilisator ).Bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah:


  1. Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, radio,
  2. Saat starter untuk menghidupkan sistem starter
  3. Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.

Jenis-Jenis Baterai


  • Baterai Primer (Tidak dapat di isi ulang)

Baterai Primer merupakan baterai yang dipakai sekali dan tidak bisa di isi ulang. Hal ini karena baterai tersebut mudah digunakan dan harganya terjangkau. Baterai jenis ini Bisanya hanya terdapat 6volt-9 energi listrik.

Macam-macam merk Baterai Primer:

  1. Baterai Zinc-Carbon

Baterai Mengandung bahan Zinc yang berguna sebagai Kutub Negatif dan juga sebagai pembungkus Baterainya. Sedangkan Kutub Positifnya terbuat dari Karbon yang berbentuk Batang . Baterai jenis Zinc-Carbon merupakan jenis baterai yang relatif harganya murah dibandingkan dengan jenis baterai lainnya.

  1. Baterai Alkaline

Baterai Alkaline lebih awet jika dibandingkan dengan Baterai Zinc-Carbon. Elektrolit yang digunakan baterai alkaline adalah Potassium hydroxide yang mengandung Zat Akali sehingga namanya disebut dengan Baterai Alkaline.

  1. Baterai Lithium

Baterai  Lithium lebih awet dibanding jenis-jenis Baterai Primer lainnya. Karena Baterai Lithium dapat disimpan lebih dari 10 tahun dan dapat berfungsi pada suhu yang sangat rendah. Karena keawetannya aplikasi Memory Backup pada Mikrokomputer maupun Jam Tangan.

  1. Baterai Silver Oxide

Baterai Silver Oxide merupakan jenis baterai yang paling mahal di banding batrai lain. Hal ini dikarenakan baterai ini menghasilkan Energi yang tinggi tetapi dengan bentuk yang relatif kecil dan ringan.


  • Baterai Sekunder (Baterai yang dapat di ulang)

 Baterai Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang setelah habis digunakan.Perbedaan dengan baterai primer adalah pada kapasitas nya lebih besar baterai sekunder daripada primer.hal ini pun mempengaruhi Harga baterai ini mahal di pasaran.

Macam-macam Merk Baterai Sekunder :

  1. Baterai Ni-Cd

Baterai Ni-Cd merupakan jenis baterai sekunder yang menggunakan bahan dari Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai bahan Elektrolitnya.dan juga kandungan baterai ini terdapat racun yang membahayakan manusia. Baterai Ni-Cd akan melakukan discharge sendiri sekitar 30% per bulan saat tidak digunakan.

  1. Baterai Ni-MH

Baterai Ni-MH mempunyai keunggulan yang hampir sama dengan Ni-Cd, tapi baterai Ni-MH unggul di kapasitas 30% lebih tinggi dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd ,serta tidak mengandung racun sehingga aman untuk manusia.

  1. Baterai Li-Ion

Baterai jenis Li-Ion merupakan jenis Baterai yang paling banyak digunakan pada alat industri Elektronika seperti Digital Kamera, Handphone, Kamera dan Laptop. Baterai Li-Ion juga memiliki daya tahan siklus yang tinggi dan juga lebih ringan sekitar 30% serta menyediakan kapasitas yang lebih besar sekitar 30% jika dibandingkan dengan Baterai jenis lainnya.

Prinsip Kerja Baterai

Baterai adalah perangkat yang mampu menghasilkan tegangan DC, yaitu dengan cara mengubah energi kimia yang terkandung didalamnya menjadi energi listrik melalui reaksi elektro kima, Redoks (Reduksi – Oksidasi). Terdapat 2 proses yang terjadi pada baterai :

  • Proses Pengisian : Proses pengubahan energi listrik menjadi energi kimia.

Bila baterai dihubungkan dengan beban maka, elektron mengalir ke elektroda positif (PbO2) melalui beban dari elektroda negatif (Pb), kemudian ion-ion negatif mengalir ke  elektroda positif dan ion-ion positif mengalir ke elektroda negatif. Arus listrik dapat mengalir disebabkan adanya elektron yang bergerak ke dan/atau dari elektroda sel melalui reaksi ion antara molekul elektroda dengan molekul elektrolit sehingga memberikan jalan bagi elektron untuk mengalir.


  • Proses Pengosongan : Proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik.

Proses ini adalah kebalikan dari proses pengosongan dimana arus listrik dialirkan yang arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi pada saat pengosongan. Pada proses ini setiap molekul air terurai. Ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada plat positif membentuk timah peroxida (PbO2). Sedangkan tiap pasang ion hidrogen (2H+) yang dekat plat negatif bersatu dengan ion negatif Sulfat (SO4–) pada plat negatif untuk membentuk asam sulfat.



Kapasitas Baterai

Kapasitas baterai adalah jumlah ampere jam (Ah = kuat arus/Ampere x waktu/hour), artinya baterai dapat memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara rata-rata sebelum tiap selnya menyentuh tegangan/voltase turun (drop voltage) yaitu sebesar 1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V; jika dipakai maka tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V).

Misal, baterai 12 V 75 Ah. Baterai ini bisa memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt (Watt = V x I = Voltase x Ampere = 12 V x 75 A). Secara hitungan kasar dapat menyuplai alat berdaya 900 Watt selama satu jam atau alat berdaya 90 Watt selama 10 jam. 

E. Ground

 

Untuk rangkaian DC, ground merupakan jalur kabel listrik yang berhubungan dengan kutub negatif (-) dari baterai/accu.

Sedangkan pada rangkaian AC, ground merupakan jalur listrik yang berhubungan dengan sistem pentanahan.

Dengan demikian pada sistem kelistrikan DC terdapat 2 kabel utama yang bersumber dari kutub positif (+) dan kutub negatif (-), sedangkan pada sistem kelistrikan AC terdapat 3 kabel utama yaitu fasa (L), netral (N), dan ground (GND).

Sistem grounding pada MCB

Pada gambar diatas tampak jalur ground yang ditunjukkan dengan jalur warna kuning, sedangkan jalur Line dan Netral ditunjukan dengan warna merah dan biru.

Kualitas jalur ground yang baik akan berpengaruh pada hasil rangkaian yang kita buat.

Apa yang terjadi jika sistem ground pada rangkaian elektronika kurang baik?

Sebagai contoh rangkaian sound sistem yang menggunakan sistem kelistrikan DC, apabila ground kurang baik maka akan terasa suara “mendengung“ .

Demikian juga dengan rangkaian AC, kualitas ground yang kurang baik akan mengakibatkan kita tersengat listrik dengan skala kecil pada saat menyentuh body peralatan listrikyang terbuat dari logam.

Cara membuat ground yang baik pada rangkaian DC adalah dengan menggunakan kabel grounding yang kualitasnya baik.

Cara mengukur nilai sistem ground pada alat elektronika

Selanjutnya, untuk mengetahui kualitas dari suatu sistem ground pada rangkaian elektronika AC kita dapat menggunakan alat earth tester / grounding tester.

ground tester

Untuk mengukur sebuah sistem grounding selektor kita atur pada posisi 20 Ohm.

Karena diharapkan pengukuran dengan mengatur alat pada posisi 20 Ohm akan menghasilkan pengukuran yang akurat.

Sebab sistem grounding yang baik untuk rangkaian listrik umumnya berkisar antara 1 –2 Ohm.

Earth tester biasanya dilengkapi dengan 3 buah kabel yang cukup panjang serta 2  buah tombak kecil yang nantinya ditancapkan ke tanah dengan jarak tombak satu dengan yang lain kira-kira 10 meteran.

Lalu 1 kabel sisanya disambungkan ke jalur ground rangkaian listrik.

Cara menyambung ground tester

Yang harus diperhatikan pada saat kita mengukur ground untuk instalasi listrik, pastikan jalur ground sementara diputus dahulu dari rangkaian instalasi listrik.

Setelah selesai pengukuran, barulah jalur ground kita sambungkan lagi ke rangkaian instalasi listrik.

Berikut ini adalah gambar salah satu contoh dari titik grounding yang ada pada instalasi listrik di rumah.

grounding sistem di rumah

Anak panah warna kuning yang ada di gambar menunjukan titik groundingnya dari suatu rangkaian listrik.

Selanjutnya dari titik tersebut akan dihubungkan ke instalasi listrik dengan menggunakan kabel grounding seperti contoh di bawah ini.

bentuk kabel grounding

Di marketplace tersedia berbagai macam ukuran diameter kabel ground dari 2,5mm - 50mm.

Standar warna kabel ground adalah kuning dan terdapat garis berwarna hijau kuning.

5. Percobaan [kembali]

  • a) Prosedur[kembali]

    • Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus
    • Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
    • Tepatkan posisi letak nya dengan gambar rangkaian
    • Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh 
    • Lalu mencoba menjalankan rangkaian , jika tidak terjadi error, maka motor akan bergerak yang berarti rangkaian bekerja

        b) Rangkaian simulasi [kembali]

      • Rangkaian 1 :

      • Rangkaian 2 :


    • Rangkaian


    PRINSIP KERJA

    Rangkaian inverting adder amplifier adalah jenis rangkaian operasional yang dapat menambahkan beberapa sinyal input dengan polaritas terbalik (inverting) menggunakan op-amp dan resistor sebagai pembagi tegangan. Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).

    Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan Resistor input masing- masing (R1, R2, R3). Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:


    Besarnya tegangan output (Vout) dari rangkaian adder/penjumlah inverting diatas dapat dirumuskan sebagai berikut.



        c) Video Simulasi [kembali]


    rangkaian 1,2


     6. Download File[kembali]



 









Komentar

Postingan populer dari blog ini